BERITA

Article Cover

13 Mei 2023

Produk Khas Bumi Paguntaka

Kota Tarakan atau disebut dengan istilah lainnya adalah Bumi Paguntaka, daerah ini secara geografis adalah daerah kepulauan yang terisolasi dari daratan Kalimantan dan berbatasan langsung dengan laut Sabah Malaysia. Karena kondisi geografis seperti itu Tuhan menganugerah salah satu potensi hasil laut yang terbilang “langka” yang hanya ada di Pulau Tarakan Kalimantan Utara dan salah satu daerah di Pulau Sumatera yaitu Ikan Papija dengan sebutan nama lokal, sedangkan sebutan nama nasional adalah Ikan Nomei.

  Salah satu sosok perempuan yang terbilang inspiratif yang mengeluti usaha pengelolaan dan pemasaran hasil laut Ikan Papija adalah ibu Siti Halijah. Tertempa oleh kondisi lingkungan keluarga yang merubah impiannya yang mulanya bercita-cita menjadi perawat, karena kondisi “menjelma” menjadi pelaku UMKM di bidang hasil laut. Usaha ini sebagai regenerasi dari orang tua, karena bapak meninggal pada saat mencari bahan baku (mencari ikan). Berawal dari peristiwa tersebut dan ditambah merasa kasihan melihat ibu serta tuntutan kondisi ekonomi maka beliau memberanikan diri melanjutkan usaha dengan meminjam modal awal Rp 25 juta dari bank. Modal inilah yang terus-menerus diputar sampai dapat memiliki berbagai aset seperti rumah kos. Dan sekarang, pada sisi sosial ekonominya dapat mengurangi pengangguran yang ada di sekitar lokasi usaha walaupun penyerapan tenaga kerjanya masih relatif kecil yaitu mempekerjakan sebanyak 10 orang sebagai karyawan dan 30 orang sebagai nelayan. Pemasaran produknya sampai ke luar negeri yaitu Tawau Sabah Malaysia dan secara regional Balikpapan Kalimantan Timur dan lokal. Produk Ikan Papija adalah produk khas Kota Tarakan sekaligus sebagai oleh-oleh khas, yang masyarakat lokal juga menamakan ikan tipis atau ikan kerupuk, selain sebagai lauk dapat juga dijadikan sebagai cemilan. (AI) 

Lihat Detail
Article Cover

09 Juli 2022

Sulam Usus Ala Lampung

Sai Bumi Ruwa Jurai. Motto tersebut dimiliki oleh Provinsi Lampung, provinsi paling selatan di Pulau Sumatra. Motto tersebut mengandung arti Bumi Lampung sebagai rumah tangga agung yang didiami oleh dua jurai masyarakat adat yaitu Pepadun dan Saibatin. Nilai adat yang tinggi ini juga mengilhami kekayaan budaya tradisional di Lampung, walaupun belum menggapai popularitas setara dengan beberapa seni nusantara lainnya.

 

Selain terkenal dengan kain tapis dan produk siger, Lampung ternyata juga menyimpan suatu kekhasan dalam wastra nusantara yaitu teknik sulam usus. Salah satu UKM yang produktif dalam menghasilkan sulam usus ini adalah Elfira Collection yang dijalankan oleh Bapak Yusuf. Muhammad Yusuf Masroh, nama lengkap beliau, mengawali usaha ini di daerah Hajimena, Lampung Selatan sejak tahun 1998. Mengambil nama Elfira Collection, Bapak Yusuf konsisten memproduksi produk sulam usus sebagai salah satu komoditas unggulan yang membawa nilai tradisional untuk dapat diadaptasi secara modern.

 

Sulam usus merupakan suatu teknik sulaman khas Lampung yang diterapkan pada bahan kain satin dengan model usus ayam dalam motif yang berbeda-beda. Teknik sulam usus ini dapat dipadukan dengan berbagai pakaian adat maupun pakaian modern seperti kebaya atau gaun dan dapat dikombinasikan dengan produk kain apapun.

 

Elfira Collection menjadi salah satu produsen sulam usus yang konsisten memproduksi motif dan sulam klasik yang dipadu-padankan dengan tren modern. Elfira Collection pun turut masuk dalam 30 besar UKM yang lolos kurasi dalam Program Bangga Buatan Indonesia Lagawifest 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi.

 

Nama Pemilik Usaha   : Yusuf

Nomor Telepon: +62 812-7924-245

Alamat : Jl. Sebiay Gg. Melati 7 dusun II Hajimena, Lampung Selatan

 

Lihat Detail
Article Cover

25 Juni 2022

BERBISNIS DAN MENCERDASKAN ANAK USIA DINI

Turut berpartisipasi memperkuat UMKM, Jurusan Manajemen Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) secara rutin melaksanakan Program Sustaining Competitive and Responsible Enterprises (SCORE) Unpar yang dipimpin oleh Ibu Triyana Iskandarsyah, Dra., M.M. SCORE merupakan program yang dirintis International Labor Organization (ILO). Unpar mengenal Program SCORE tahun 2016 melalui Business and Export Development Organization (BEDO) dengan Bapak Jeff Kristianto sebagai Manajer Program dan Bapak Januar Rustandie sebagai Manajer Proyek SCORE Indonesia.

 

Saya turut berpartisipasi sebagai trainer dan coach dalam Program SCORE Unpar. Salah satu usaha mikro binaan adalah ‘Erica Ngecoz’. ‘Erica’ diambil dari nama pemilik usaha Rika Novianty dan ‘Ngecoz’ istilah bahasa Sunda berarti ‘menjahit’. Dari kegemarannya menjahit, Ibu Rika membuka usaha handycraft, membuat ‘busy book’, ‘pojok mendongeng’, dan produk pesanan dengan tema khusus, seperti replikasi makanan, alat peraga kedokteran, dll. Dalam proses pendampingan, muncul produk baru ‘sarung tangan mendongeng’.

 

Produk handmade ‘busy book’ berbentuk buku dari lembaran kain flannel yang setiap lembarnya dihias untuk edukasi motorik anak, seperti: menalikan tali sepatu. Kain ukuran 1mx2m ‘pojok mendongeng’ dihias sesuai kebutuhan. Juga ‘sarung tangan mendongeng’ dengan karakter berbeda pada tiap jari. Semuanya alat peraga literasi edukasi bagi guru PAUD. Sambil berbisnis, Ibu Rika turut mencerdaskan anak usia dini.

Lihat Detail
Article Cover

04 Juni 2022

KOPI SEBAGAI NICHE MARKET DI MALUKU UTARA

Beberapa tahun belakangan ini kopi menjadi sektor yang esensial pada kehidupan masyarakat Indonesia, hal ini bisa dilihat dari merambahnya kedai kopi di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di Ternate. Rotasi_colab merupakan pelopor kedai kopi yang sukses memanfaatkan sektor kopi sebagai lahan bisnis. Fitra dan 2 rekannya merintis usaha kopi pada tahun 2015, dan memiliki kedai kopi sendiri di tahun 2020. Uniknya usaha ini dimulai dengan hobi minum kopi. “Berawal dari hobi minum kopi, lama-kelamaan saya tertarik untuk mempelajari lebih jauh terkait kopi sampai mengikuti sekolah, pelatihan, bahkan sertifikasinya, akhirnya berpikir untuk menghasilkan uang dari kopi. Ditambah ada mimpi besar mengembangkan kopi Maluku Utara yang sampai sejauh ini belum dikembangkan secara baik dan maksimal.”

Namun dalam usaha kedai kopi di Ternate memiliki kendala terhadap logistik dan masyarakat belum teredukasi tentang kopi, selain itu jumlah penduduk di Ternate yang tidak begitu besar pada akhirnya pangsa pasar juga tidak sebesar kota-kota besar di Pulau Jawa, akan tetapi Fitra dan rekannya berusaha membangun ekosistem kopi di Ternate, investasi mesin roasting dan  terus berinovasi. “Inovasi kami di produk minuman kami coba dengan produk mocktail coffee non alcohol dengan menggunakan bahan-bahan rempah lokal, selain itu kami juga berinovasi dalam produk es kopi susu dengan menggunakan sirup-sirup lokal turun-temurun, mengingat potensi niche market pada usaha kedai kopi di Ternate masih sangat menjanjikan.”

Lihat Detail
Article Cover

14 Mei 2022

INOVASI DRIED FLOWER DI DESA PENGOTAN

Dalam rangka menghidupkan kembali perekonomian masyarakat di Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, khususnya yang disebabkan karena adanya pandemi Covid-19, maka perlu dilakukan program inovasi untuk membantu menyelesaikan permasalahan perekonomian tersebut. Bisnis yang sangat terdampak pandemi di Desa Pengotan adalah bisnis bunga potong, dimana salah satu UMKM yang bergerak dalam bidang ini adalah UMKM Keboenku. UMKM Keboenku mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan, yang disebabkan terbuangnya 350 sampai dengan 500 batang bunga potong per hari karena tidak adanya pembeli sehingga bunga potong tersebut melewati periode masa jualnya dan harus dibuang.

 

Inovasi yang dilakukan adalah inovasi dalam bentuk pemberian pelatihan untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat desa dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah ada sebelumnya di Desa Pengotan, yaitu inovasi bunga kering (dried flower). Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pelatihan untuk mengidentifikasi jenis-jenis bunga potong yang bisa dikeringkan dan mempelajari cara mengeringkan bunga serta bagaimana menciptakan kreasi produk baru bunga kering seperti buket bunga, bros, tatakan gelas, gantungan kunci, dan produk lainnya. Program pelatihan diikuti oleh karyawan UMKM Keboenku serta  kelompok perempuan Desa Pengotan yang tergabung dalam kelompok PKK. 

Pelatihan dilakukan secara offline, melalui 2 (dua) metode yaitu metode ceramah dan diskusi, yaitu memperkenalkan pentingnya inovasi bunga kering dalam pemanfaatan bunga potong dan menyampaikan jenis-jenis inovasi bunga kering yang dapat dihasilkan. Kedua yaitu metode praktik, yaitu dengan mengajak peserta untuk praktik secara langsung menggunakan mesin dalam proses pengeringan bunga dan menghasilkan produk baru dengan nilai jual yang lebih tinggi. Diharapkan peserta pelatihan dapat melanjutkan proses pengeringan bunga dan lebih kreatif dalam menghasilkan produk dengan proses pengeringan bunga. Dengan kondisi seperti itu, tentunya akan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat Desa Pengotan secara berkelanjutan.

Lihat Detail

« First ‹ Previous 1 2