NEWS

Article Cover

05 September 2024

Seuntai Kisah Komitmen Rektor Muda dari Bangka Belitung

Berawal sejak lulus dari program studi magister Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2006, Prof. Ibrahim; begitu ia akrab disapa; mulai berkecimpung di bidang akademis. Pria kelahiran 1981 itu mulai mengabdi di Universitas Bangka Belitung (UBB) sejak berdirinya perguruan tinggi tersebut pada April 2006. Selang setahun kemudian, Prof. Ibrahim diangkat menjadi dosen tetap pada Mei 2007. Kariernya menanjak hingga mengemban amanat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UBB pada tahun 2014. Jabatan tersebut diemban Prof Ibrahim selepas menyelesaikan dua pendidikan doktoral di bidang Ilmu Politik dan Ilmu Filsafat dari Universitas Gadjah Mada. “Ketika kita berusaha, maka takdir akan menemukan kanal-kanalnya sendiri,” demikian kiranya keyakinan Prof. Ibrahim dalam menggambarkan perjalanan kariernya di dunia akademis. Pria yang menghabiskan masa kecilnya di salah satu kampung di Kabupaten Bangka Tengah tersebut dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik di UBB pada 25 Januari 2023. Saat itu, Prof. Ibrahim tengah mengemban jabatan Rektor UBB untuk periode pertama sejak tahun 2020. Usaha dan takdir membawa Prof. Ibrahim pada puncak tertinggi dunia akademis pada usia muda.           Karier Prof. Ibrahim sebagai dosen merupakan perjalanan panjang. Selepas pendidikan dasar dan menengah, ia merantau ke Yogyakarta di awal milenium kedua untuk menjemput impian pertamanya, menjadi sarjana. Lantunan waktu dan arus kehidupan membawanya berlayar beribu jauhnya. Hingga lebih dari satu dekade setelah kembali dari kuliahnya, ia menjadi rektor Perguruan Tinggi Negeri pada usia muda, yakni di usia 38 tahun. Menyusul kemudian ia dikukuhkan sebagai guru besar pada jelang usia 42 tahun. Loyalitas dan Integritas: Komitmen dan Kontribusi dalam Pendidikan Tinggi Dinamika edukasi, riset, dan pengabdian masyarakat menjadi motor utama seorang pendidik di perguruan tinggi. Demikian pula Prof. Ibrahim menapaki karirnya sebagai salah satu civitas academica UBB sejak tahun 2006, di mana kampus tersebut resmi berdiri dari gabungan kampus. Selang empat tahun kemudian, UBB resmi menjadi perguruan tinggi negeri pada November 2010. Berbagai aspek perjuangan dan proses panjang dalam dinamika berdirinya UBB ikut dilalui oleh Prof. Ibrahim. Kompleksitas dalam membangun dan mengembangkan institusi pendidikan tinggi turut andil dalam membentuk ketangguhan karakter peraih Anugerah Tokoh Pendidikan dari Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Bangka Belitung 2014 ini. Perjuangan Prof. Ibrahim dalam menjadi bagian dari bertumbuhnya UBB diuji saat ia terpilih menjadi rektor pada periode pertama tahun 2020. Saat itu, dengan usia UBB yang masih muda, rektor muda tersebut menghadapi tantangan pandemi COVID-19. Gagasan demi gagasan ia bangun untuk mengembangkan program studi di UBB. Totalitas Prof. Ibrahim lantas dibuktikan dengan bertambahnya program studi UBB dari awalnya 13 hingga 31 program studi termasuk jenjang diploma (D-3) dan magister (S-2) pada tahun 2024. Demikian pula ia bersama jajaran pemimpin UBB mampu meningkatkan student body dari 4.500-an mahasiswa diawal jabatannya sebagai rektor menjadi 8.500 mahasiswa pada akhir masa jabatan pertamanya. Pada tahun 2022, Prof. Ibrahim bersama tim juga berhasil membuka Fakultas Kedokteran di UBB yang diiringi dengan peningkatan jumlah sumber daya manusia dan tenaga pengajar. Universitas Bangka Belitung yang dipimpin oleh Prof. Ibrahim perlahan mulai berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang impresif dan on the track. Ia menitikberatkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi utama pertumbuhan UBB. Ia meyakini bahwa sumber daya manusia adalah kunci dari segala hal, khususnya pada ranah akademis. Ia mendorong para tenaga pengajar maupun tenaga kependidikan di UBB untuk studi lanjut maupun mengikuti pengembangan kompetensi. Komitmen ini diimplementasikan Prof. Ibrahim dengan penganggaran besar pada fokus pengembangan SDM. Ia juga menargetkan bahwa ke depan UBB akan menumbuhkan student body sebesar 13 ribu mahasiswa, 500 dosen, dan lebih dari 20 guru besar pada tahun 2027. Meski disibukkan dengan tugas-tugas administratif sebagai pimpinan di institusi pendidikan tinggi, Prof. Ibrahim tidak melupakan bagian lain dari tri dharma perguruan tinggi yaitu riset. Ia telah tercatat menulis puluhan artikel ilmiah di berbagai jurnal maupun prosiding bereputasi nasional maupun internasional. Sumbangsih Prof. Ibrahim dalam riset-riset terkait demokrasi, kebijakan, dan politik lingkungan menjadi bagian penting dari implementasi keilmuannya. Tak hanya itu, peraih beasiswa The Habibie Center tahun 2009 ini juga menerbitkan sejumlah buku terkait ekologi politik dan politik identitas.   Totalitas dan Disipilin: Berkarier 18 Tahun, Hanya 3 Kali Cuti Pertumbuhan impresif Universtias Bangka Belitung yang diharapkan oleh Prof. Ibrahim tidak serta-merta diusahakan secara serampangan. Pria yang lahir dari keluarga petani sederhana ini menapaki mimpinya bermodal etos kerja dan prinsip hidup. Ia membayangkan bahwa bagi keluarganya menjadi sarjana nyaris merupakan kemustahilan, sebab ia satu-satunya anggota keluarga yang lulus sarjana. Keajaiban-keajaiban ini nyatanya tidak berhenti di sana, sebab lantas ia menjadi dosen dan amat mensyukuri hal tersebut. Prof. Ibrahim tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan lewat berbagai capaian hidupnya. Oleh sebab itu, rasa syukur tersebut menuntun Prof. Ibrahim berkomitmen untuk menempa diri dengan etos kerja tinggi. Selama 18 tahun menjadi dosen, ia baru tiga kali mengambil jatah cuti, masing-masing tiga hari pada tahun 2009, 2014, dan 2019. Ia merasa sangat bersalah jika ia bersantai di rumah ketika rekan sejawat dosen lainnya bekerja di kantor. Hal tersebut lantas membuatnya merasa tak betah untuk bersantai di rumah, meski di hari Sabtu sekalipun. Upaya-upaya yang dibangun Prof. Ibrahim sejak lulus dari SMA Negeri 3 Pangkalpinang pada tahun 2001 hingga menjadi rektor dua dekade kemudian semata-mata adalah bagian dari komitmen hidup. Konsistensi dan komitmen Prof. Ibrahim dalam berkarier di dunia akademis adalah buah dari rasa syukur. Ia membayangkan kelak Bangka Belitung, yang meskipun adalah sebuah daerah kepulauan, akan menjadi magnet bagi kalangan luar untuk datang menimba ilmu. UBB ditangannya kini telah menerima mahasiswa hampir dari semua provinsi, termasuk tahun 2024 menerima mahasiswa dari Negeri Jiran Malaysia. Segala jerih payah dan keniscayaan yang ia terima dalam larik-larik kehidupannya, menuntun Prof. Ibrahim untuk menumbuhkan Universitas Bangka Belitung menjadi kampus yang impresif, besar masa depannya, dan unggul dalam membangun peradaban.   Pewawancara: Rizki Priyoko Penulis: Algonz Dimas B. Raharja

Lihat Detail
Article Cover

27 Juni 2024

Peran Gender Dan Generasi Muda Sebagai Arah Baru Menuju Keberlanjutan Lingkungan

Dr. Tuwanku Aria Auliandri, S.E.,M.Sc.
Dosen Departemen Management Fakultas Ekonomi & Bisnis,Universitas Airlangga
Pengurus Pusat Forum Manajemen Indonesia (FMI)
Co-Founder & Editorial Board – Jurnal INOBIS : Inovasi Bisnis Manajemen Indonesia (Sinta-5)
@aria_auliandri

 

Dr. Tuwanku Aria Aulandri merupakan salah seorang tenaga pendidik dariFakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. Selainmenjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik, beliau juga aktif dalamberbagai peran profesional lainnya yang mencerminkan dedikasi dankeahliannya di bidang ekonomi dan bisnis. Dalam dunia riset, Dr. Aria memiliki beberapabidang yang menjadi fokus minatnya. Di antaranyaadalah pemasaran dengan fokus pada konsumen muda, sistem informasi manajemen (ERP), dan manajemen rantai pasokan dengan perhatiankhusus pada pengemasan ramah lingkungan. Hal yang menjadi menarikadalah minat Dr. Aria di bidang manajemen rantai pasokan yang berfokus kepada pengemasan ramah lingkungan. Sehingga, dapat dikatakan apabilaminat riset Dr. Aria tidak hanya mencerminkan keingintahuan akademisnya dalam bidang ekonomi, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan.

Salah satu hasil riset Dr. Aria yang menarik untuk dikaji berjudul ”Gender and Green-Packaging among University Student in Developing Country”. Pendekatan gender terhadap pengemasan ramah lingkungan menjadi salah satu sorotan utama dalam penelitian tersebut. Dr. Aria menegaskan bahwa pada hasil penelitiannya terdapat pengaruh gender terhadap preferensi terhadap pengemasan ramah lingkungan. Selain itu, beliau juga meyakini bahwa di masa depan masalah penggunaan plastik dapat mengalami perubahan mirip dengan fenomena rokok yang dikenakan pajak cukai. Hal tersebut dikarenakan besarnya dampak yang ditimbulkan dari penggunaan plastik terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

Pada penelitian Dr. Aria menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih peduli terhadap aktivitas ramah lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari perspektif studi perilaku, di mana secara umum perempuan dianggap lebih sensitif dan peduli daripada laki-laki dalam berbagai konteks. Fenomena tersebut didasari dari adanya perspektif peran tradisional perempuan dalam keluarga, di mana perempuan cenderung bertanggung jawab dalam menjaga kesejahteraan dan masa depan keluarga.

Keterlibatan perempuan dalam mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anak menjadikan mereka cenderung lebih peka terhadap isu-isu lingkungan, termasuk pada dampak plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. Dalam konteks ini perempuan tidak hanya memikirkan dampak jangka pendek dari penggunaan plastik, tetapi juga dampak jangka panjangnya terhadap generasi mendatang. Narasi yang semakin memperkuat kesadaran akan kerusakan lingkungan akibat plastik telah memperkuat kepedulian mereka.

Selain pendekatan gender, dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aria bersama rekan penelitian yaitu Dr. Andhy Setyawan, dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya juga turut mempertimbangkan peran generasi muda atau remaja di negara berkembang sebagai variabel tambahan. Populasi di negara berkembang umumnya lebih besar dibandingkan dengan negara maju. Ditambah dengan adanya bonus demografi di negara-negara berkembang memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Menurut Dr. Aria generasi muda memiliki potensi besar sebagai “influencer” atau pemberi pengaruh dalam masyarakat. Mereka dapat mempengaruhi tidak hanya generasi yang lebih tua tetapi juga anak-anak kecil.

Dengan melakukan intervensi pada generasi muda terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan, diharapkan bahwa dalam jangka panjang akan tercipta perubahan positif dalam mengurangi jumlah sampah. Generasi muda merupakan salah satu aktor penting dalam upaya untuk menanggulangi masalah yang terjadi saat ini. Tidak hanya itu, para generasi muda juga turut berperan dalam menyiapkan fondasi kuat untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Berkaitan dengan partisipasi pendidikan, fakta menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa perempuan cenderung sedikit lebih tinggi daripada jumlah mahasiswa laki-laki. Hal ini mencerminkan tren positif dalam kesetaraan gender di sektor pendidikan tinggi, di mana perempuan semakin aktif terlibat dalam dunia akademik. Dalam konteks penelitian Dr. Aria mengenai “Gender and Green-Packaging among University Students in Developing Countries”, kecenderungan ini menjadi relevan karena dapat mempengaruhi hasil penelitian terkait preferensi dan kesadaran terhadap praktik ramah lingkungan di kalangan anak muda.

Dr. Aria menyoroti bahwa perempuan muda memiliki potensi besar sebagai pengaruh atau “influencer” karena kekuatan komunitas dan pengaruh yang mereka miliki. Mereka tidak hanya mampu memengaruhi kelompok sebaya mereka, tetapi juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi pandangan generasi yang lebih tua serta membentuk sikap dan perilaku generasi muda berikutnya.

Terdapat berbagai jenis influencer, salah satunya adalah micro influencer. Micro influencer dikenal karena mendalami dan fokus membahas topik-topik tertentu dalam lingkup yang lebih kecil. Meskipun jumlah pengikutnya relatif sedikit dibandingkan dengan influencer besar, mereka memiliki tingkat interaksi atau engagement yang tinggi dari para pengikutnya. Konsep ramah lingkungan sangat cocok diadopsi oleh micro influencer karena mereka mampu mendekati dan mengedukasi komunitas atau ekosistem mereka secara lebih personal dan mendalam.

Dr. Aria dan timnya percaya bahwa kolaborasi dengan micro influencer dalam kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan praktik kemasan ramah lingkungan dapat menjadi strategi yang efektif. Melalui pendekatan ini, diharapkan akan tercipta perubahan sikap dan perilaku positif dalam masyarakat terkait penggunaan plastik dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.

 

Pewawancara : Rizki Priyoko
Penulis : Ragil Putri Rachmawati

 

Lihat Detail
Article Cover

29 Desember 2023

Peningkatan Kapabilitas Umkm Melalui Pendampingan Adalah Kunci UMKM Dapat Go Global

Peningkatan Kapabilitas UMKM melalui Pendampingan Adalah Kunci UMKM dapat Go Global Sebagai motor penggerak perekonomian nasional, UMKM memiliki potensi sangat besar untuk masuk pasar global, terlebih jika dapat dikelola dan didukung penuh oleh negara dan berbagai stakeholder. Pengalaman masa pandemi menunjukkan bahwa UMKM yang dapat meningkat kinerjanya adalah UMKM yang go global dan UMKM yang go digital.

 

Namun di lain sisi, seperti yang kita ketahui bersama, pelaku UMKM di Indonesia sangat didominasi oleh  pelaku usaha skala mikro, yaitu sekitar 99.6%. Adapun pula kontribusi UMKM Indonesia terhadap ekspor nasional masih terbatas. UMKM yang merupakan kelompok usaha dengan jumlah entitas lebih dari 65 juta dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang dominan, hanya menyumbang sekitar 15,6% dari total nilai ekspor nasional. Proporsi tersebut relatif masih rendah jika dibandingkan dengan kontribusi ekspor UMKM di negara lain, seperti Tiongkok sebesar 60%, Korea Selatan sebesar 48%, dan negara-negara tetangga, yakni Singapura sebesar 41% dan Thailand sebesar 29% (INDEF, 2021).

 

Apabila dilihat dari potensinya, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN dan satu-satunya negara ASEAN yang masuk 20 negara perekonomian terbesar (G20). Selain itu, Indonesia juga merupakan negara ASEAN dengan kekayaan alam dan suku budaya terbesar. Oleh sebab itu, potensi peningkatan ekspor dari UMKM Indonesia masihlah sangat besar.

 

Peningkatan kapabilitas dari UMKM melalui pendampingan adalah kunci agar UMKM dapat berdaya saing secara global dan dapat menaikkan tingkat usahanya ke jenjang yang lebih tinggi, yang mana secara paralel juga akan meningkatkan taraf hidup dari para pelakunya. Pendampingan dapat dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan mulai dari pemerintah maupun swasta. UMKM harus diberikan pendampingan untuk bagaimana caranya meningkatkan kualitas produknya serta pendampingan mendapatkan pasar potensial di luar negeri. Tak lupa, dukungan dari masyarakat Indonesia sendiri untuk memakai produk-produk lokal produksi UMKM kita juga sangat penting perannya. Diharapkan produk lokal kita dapat menjadi raja di rumahnya sendiri dan go global. (BPP)

 

Bela Putra Perdana, M.M.
Fasilitator PPEJP KEMENDAG
Founder Inkubator Bisnis UMKM SEACORPMUDA COO Rumah Tempe Indonesia
Kurator UMKM
@bela_perdana

Lihat Detail
Article Cover

18 November 2023

Membangun Portofolio Digital UMKM Indonesia

Dalam era digital yang terus berkembang saat ini, memiliki portofolio digital telah menjadi suatu keharusan bagi perseorangan ataupun unit bisnis yang ingin membangun jaringan dan memperluas jejak online mereka. Terlebih lagi bagi seorang individu yang melakukan sebuah aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara profesional, portofolio digital memberikan sejumlah manfaat yang tak terbantahkan. Beberapa alasan mengapa portofolio digital sangat penting diantaranya adalah portofolio digital memberikan ruang pada UMKM untuk bisa menampilkan profil bisnis secara lengkap, disertai bukti-bukti nyata dari kinerja bisnis yang bisa ditelusuri secara digital. Bagi calon mitra usaha, hal ini mempermudah dalam menilai apakah sebuah bisnis UMKM sesuai dengan kebutuhan proyek atau kerja sama yang ditawarkan. Selain itu dengan mempublikasikan portofolio digital, UMKM dapat meningkatkan visibilitas online bisnis yang dijalankan sehingga memungkinkan untuk lebih mudah ditemukan oleh calon klien, konsumen, atau rekan bisnis yang mungkin sedang mencari informasi terkait produk atau jasa yang dimiliki.

 

Portofolio digital juga dapat membantu UMKM dalam membangun citra merek (branding) sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen atau mitra bisnis dan pada akhirnya dapat mendukung aktivitas pemasaran. Portofolio digital juga memfasilitasi proses jaringan dan kolaborasi. Ketika sebuah bisnis UMKM berhubungan dengan profesional atau perusahaan lain, bisnis tersebut dapat dengan mudah berbagi tautan portofolio untuk memberikan gambaran langsung tentang bisnis yang dikelola, hal Ini dapat menjadi faktor kunci dalam membangun kemitraan dan peluang kolaborasi.

 

Membangun portofolio digital memerlukan pemilihan media yang tepat agar dapat efektif mempresentasikan bisnis yang sedang dikelola. Beberapa media yang umumnya digunakan untuk membangun portofolio digital antara lain melalui situs web bisnis, blog, platform portofolio khusus seperti Behance, Dribbble (untuk desainer), LinkedIn (personal branding) atau GitHub (untuk pengembang), yang dirancang khusus untuk memamerkan portofolio kreatif. Platform lain seperti market place, lapak e-commerce, video display seperti tiktok, youtube, shorts dan bisa juga menggunakan sosial media pada umumnya. Memilih media yang sesuai dengan jenis bisnis UMKM yang sedang dikelola dan preferensi presentasi bisnis adalah kunci untuk membangun portofolio digital yang kuat. Kombinasi beberapa media juga bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Lihat Detail
Article Cover

03 Juni 2023

Tentang BNSP

Badan nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. Pembentukan BNSP merupakan bagian integral dari pengembangan paradigma baru dalam sistem penyiapan tenaga kerja yang berkualitas.

Berbeda dengan paradigma lama yang berjalan selama ini, sistem penyiapan tenaga kerja dalam format paradigma baru terdapat dua prinsip yang menjadi dasarnya, yaitu: pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna (demand driven); dan kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training / CBT). Pengembangan sistem penyiapan tenaga kerja dengan paradigma baru ini dimulai pada awal tahun 2000 yang ditandai dengan ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pendidikan Nasional, Ketua Umum Kadin Indonesia.

BNSP memiliki visi untuk menjadi lembaga otoritas sertifikasi profesi yang independen dan terpercaya dalam menjamin kompetensi tenaga kerja di dalam maupun luar negeri. Kemudian visi tersebut dijabarkan menjadi misi BNSP ke depannya, yaitu:
1. Mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi profesi yang terpercaya.
2. Meningkatkan rekognisi dan daya saing tenaga kerja Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
3. Membangun kerjasama saling pengakuan sertifikasi kompetensi secara internasional.

In-House Program
Pelatihan internal (in-house training) dan sertifikasi BNSP dapat dilakukan secara ekslusif di organisasi / instansi anda dengan menghubungi 0821 3989 0088 (Fitri)

BERANDA

Lihat Detail
Article Cover

02 Juni 2023

Sertifikat BNSP Memberi Anda Keunggulan Kompetitif

Kita harus sadar bahwa dunia kerja di tingkat nasional dan bahkan internasional sekarang ini menuntut untuk tersedianya tenaga kerja yang memiliki keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) pada setiap bidangnya. Sudah banyak sekali organisasi/instansi yang menuntut agar sumber daya manusianya mendapatkan sertifikasi profesi yang kredibel. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di bidang industri / korporasi dan dunia akademik (tenaga pendidik, dosen) adalah tuntutan era 4.0 yang tidak dapat dihindarkan.

Di beberapa negara bahkan memberi aturan bahwa tenaga kerja yang ingin bekerja haruslah mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh badan sertifikasi negara yang sah. Di Indonesia Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) adalah badan independen yang dibentuk pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di semua bidang profesi.

Berikut ini merupakan beberapa alasan kenapa setiap profesi membutuhkan sertifikat BNSP:
1. Membuktikan kepada badan usaha bahwa “saya mempunyai keterampilan dan keahlian” pada bidang yang digeluti.
2. Memperoleh pengakuan kompetensi profesi secara nasional.
3. Menumbuhkan keyakinan diri akan kemampuan sendiri.
4. Menjadi kelebihan tersendiri bagi profesional dalam proses rekruitmen.
5. Untuk memenuhi tuntutan sistem industri (ISO, SNI) yang memiliki aturan agar personil profesional memiliki sertifikasi kompetensi resmi.

In-House Program
Pelatihan internal (in-house training) dan sertifikasi BNSP dapat dilakukan secara ekslusif di organisasi / instansi anda dengan menghubungi 0821 3989 0088 (Fitri)

BERANDA

Lihat Detail
Article Cover

13 Mei 2023

Peran Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram dalam Memajukan UMKM

UMKM memiliki peran strategis, baik yang bersifat sosial maupun ekonomis, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari segi sosial, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan, dan dari fungsi ekonomi, UMKM menyediakan berbagai barang dan jasa untuk berbagai kalangan.

 

Untuk mendukung keberhasilan peran strategis UMKM, Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (FE-UWM) di Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan yang fokus terhadap isu-isu ekonomi turut serta dalam upaya memajukan UMKM melalui peran Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa:

Pelaksanaan pendidikan, seperti: Meningkatkan literasi dunia UMKM dengan menjadi narasumber dan menulis opini tentang UMKM, Inkubasi Bisnis, dan Koperasi Mahasiswa, mengenalkan usaha kepada pelajar sejak dini melalui kegiatan “Widya Mataram Got Talent”, serta memasukkan materi UMKM dalam mata kuliah Kewirausahaan dan Bisnis di semua Program Studi (Akuntansi, Manajemen, dan Prodi Kewirausahaan).

 

Peran langsung terhadap pelaku UMKM adalah melalui TIM Penggerak UMKM FE-UWM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan melaksanakan Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat berupa: Pendampingan terhadap UMKM yang tersebar di beberapa wilayah khususnya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai tingkat dusun, kecamatan, hingga provinsi, seperti pendampingan tentang strategi pemasaran UMKM di Dusun Kronggahan Trihanggo, pendampingan kewirausahaan di Kecamatan Kraton Yogyakarta, dan lain sebagainya.

 

Selama pandemi COVID-19 Tim Penggerak UMKM FE-UWM melakukan pendampingan secara online untuk UMKM di luar Yogyakarta untuk hal-hal yang memungkinkan dilakukan jarak jauh, seperti pembukuan, perijinan legalitas usaha, dan Bisnis Model Canvas (BMC). Lalu pendampingan langsung ke lapangan untuk bertahan di tengah ketidakpastian, seperti pelatihan digital marketing, product packaging di Up2K Gedongkiwo Yogyakarta dan beberapa isu penting terkait strategi bisnis pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19 di beberapa titik wilayah Yogyakarta. Target pengembangan dilakukan mulai dari start up business oleh kalangan muda dan berbagai usaha mulai tingkat Ultra Mikro hingga UMKM dari berbagai jenis industri. (TPU)

Lihat Detail
1 2 Next › Last »