ARTIKEL

Peran Gender Dan Generasi Muda Sebagai Arah Baru Menuju Keberlanjutan Lingkungan

Dr. Tuwanku Aria Auliandri, S.E.,M.Sc.
Dosen Departemen Management Fakultas Ekonomi & Bisnis,Universitas Airlangga
Pengurus Pusat Forum Manajemen Indonesia (FMI)
Co-Founder & Editorial Board – Jurnal INOBIS : Inovasi Bisnis Manajemen Indonesia (Sinta-5)
@aria_auliandri

 

Dr. Tuwanku Aria Aulandri merupakan salah seorang tenaga pendidik dariFakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. Selainmenjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik, beliau juga aktif dalamberbagai peran profesional lainnya yang mencerminkan dedikasi dankeahliannya di bidang ekonomi dan bisnis. Dalam dunia riset, Dr. Aria memiliki beberapabidang yang menjadi fokus minatnya. Di antaranyaadalah pemasaran dengan fokus pada konsumen muda, sistem informasi manajemen (ERP), dan manajemen rantai pasokan dengan perhatiankhusus pada pengemasan ramah lingkungan. Hal yang menjadi menarikadalah minat Dr. Aria di bidang manajemen rantai pasokan yang berfokus kepada pengemasan ramah lingkungan. Sehingga, dapat dikatakan apabilaminat riset Dr. Aria tidak hanya mencerminkan keingintahuan akademisnya dalam bidang ekonomi, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan.

Salah satu hasil riset Dr. Aria yang menarik untuk dikaji berjudul ”Gender and Green-Packaging among University Student in Developing Country”. Pendekatan gender terhadap pengemasan ramah lingkungan menjadi salah satu sorotan utama dalam penelitian tersebut. Dr. Aria menegaskan bahwa pada hasil penelitiannya terdapat pengaruh gender terhadap preferensi terhadap pengemasan ramah lingkungan. Selain itu, beliau juga meyakini bahwa di masa depan masalah penggunaan plastik dapat mengalami perubahan mirip dengan fenomena rokok yang dikenakan pajak cukai. Hal tersebut dikarenakan besarnya dampak yang ditimbulkan dari penggunaan plastik terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

Pada penelitian Dr. Aria menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih peduli terhadap aktivitas ramah lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari perspektif studi perilaku, di mana secara umum perempuan dianggap lebih sensitif dan peduli daripada laki-laki dalam berbagai konteks. Fenomena tersebut didasari dari adanya perspektif peran tradisional perempuan dalam keluarga, di mana perempuan cenderung bertanggung jawab dalam menjaga kesejahteraan dan masa depan keluarga.

Keterlibatan perempuan dalam mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anak menjadikan mereka cenderung lebih peka terhadap isu-isu lingkungan, termasuk pada dampak plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. Dalam konteks ini perempuan tidak hanya memikirkan dampak jangka pendek dari penggunaan plastik, tetapi juga dampak jangka panjangnya terhadap generasi mendatang. Narasi yang semakin memperkuat kesadaran akan kerusakan lingkungan akibat plastik telah memperkuat kepedulian mereka.

Selain pendekatan gender, dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aria bersama rekan penelitian yaitu Dr. Andhy Setyawan, dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya juga turut mempertimbangkan peran generasi muda atau remaja di negara berkembang sebagai variabel tambahan. Populasi di negara berkembang umumnya lebih besar dibandingkan dengan negara maju. Ditambah dengan adanya bonus demografi di negara-negara berkembang memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Menurut Dr. Aria generasi muda memiliki potensi besar sebagai “influencer” atau pemberi pengaruh dalam masyarakat. Mereka dapat mempengaruhi tidak hanya generasi yang lebih tua tetapi juga anak-anak kecil.

Dengan melakukan intervensi pada generasi muda terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan, diharapkan bahwa dalam jangka panjang akan tercipta perubahan positif dalam mengurangi jumlah sampah. Generasi muda merupakan salah satu aktor penting dalam upaya untuk menanggulangi masalah yang terjadi saat ini. Tidak hanya itu, para generasi muda juga turut berperan dalam menyiapkan fondasi kuat untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Berkaitan dengan partisipasi pendidikan, fakta menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa perempuan cenderung sedikit lebih tinggi daripada jumlah mahasiswa laki-laki. Hal ini mencerminkan tren positif dalam kesetaraan gender di sektor pendidikan tinggi, di mana perempuan semakin aktif terlibat dalam dunia akademik. Dalam konteks penelitian Dr. Aria mengenai “Gender and Green-Packaging among University Students in Developing Countries”, kecenderungan ini menjadi relevan karena dapat mempengaruhi hasil penelitian terkait preferensi dan kesadaran terhadap praktik ramah lingkungan di kalangan anak muda.

Dr. Aria menyoroti bahwa perempuan muda memiliki potensi besar sebagai pengaruh atau “influencer” karena kekuatan komunitas dan pengaruh yang mereka miliki. Mereka tidak hanya mampu memengaruhi kelompok sebaya mereka, tetapi juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi pandangan generasi yang lebih tua serta membentuk sikap dan perilaku generasi muda berikutnya.

Terdapat berbagai jenis influencer, salah satunya adalah micro influencer. Micro influencer dikenal karena mendalami dan fokus membahas topik-topik tertentu dalam lingkup yang lebih kecil. Meskipun jumlah pengikutnya relatif sedikit dibandingkan dengan influencer besar, mereka memiliki tingkat interaksi atau engagement yang tinggi dari para pengikutnya. Konsep ramah lingkungan sangat cocok diadopsi oleh micro influencer karena mereka mampu mendekati dan mengedukasi komunitas atau ekosistem mereka secara lebih personal dan mendalam.

Dr. Aria dan timnya percaya bahwa kolaborasi dengan micro influencer dalam kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan praktik kemasan ramah lingkungan dapat menjadi strategi yang efektif. Melalui pendekatan ini, diharapkan akan tercipta perubahan sikap dan perilaku positif dalam masyarakat terkait penggunaan plastik dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.

 

Pewawancara : Rizki Priyoko
Penulis : Ragil Putri Rachmawati

 

Share this article :

Artikel Terbaru